standar

Aku rasa setiap orang memang ditakdirkan dengan bakatnya masing-masing. Aku hanya sedang berpikir bagaimana denganku? Aku melihat setiap orang yang mampu berkembang dengan bakatnya, dengan potensinya, sungguh gemilang dan terlihat menyenangkan. Tapi tak banyak juga yang biasa-biasa saja. Standar. Aku mulai berpikir jangan-jangan aku berada di tingkat itu. Sebuah kestandaran. Aku berkutat pada pemikiran tentang ini semua hingga membuat otakku seakan tak mampu lagi mencerna kelebihanku.

Aku mengambil bagian yang tak semua orang mungkin mengambilnya, tapi aku merasa aku standar. Aku tak bisa gemilang dan cemerlang di bagian ini. Ada suatu masa di mana aku sangat ingin menjadi sesuatu, tapi aku rasa aku tak pernah terlihat berhasil mencapai kegemilangan dalam hal yang kuinginkan itu. Aku kini mulai berputar2 pada ranah-ranah tak puas dengan segala yang kumiliki. Bukan tak puas. Tapi bingung dan mengambang. Aku bisa suatu hal tapi aku tak expert. Itu kesimpulanku. Kebisaanku mungkin bisa dikatakan lebih dibandingkan beberapa atau banyak orang. Tapi kebisaanku ternyata masih sangat jauh dibandingkan beberapa dan banyak orang lainnya lagi, hingga membuatku merasa ternyata bukan ini yang menajdi selling pointku. Di satu sisi aku merasa ‘hebat’ dan di sisi lain aku merasa ‘jatuh’.

Aku bingung. Kini justru aku takut aku jatuh pada titik kekufuran atas nikmat Ilahi. Ketika aku dihadapkan pada ketidakpuasan ini aku merasa aku seperti menolak dan mencaci apa yang telah diberikan padaku. Seakan aku muntahkan begitu saja. Tapi, di sisi lain aku pun bingung musti memperlakukan apa yang ada padaku ini dengan cara yang seperti apa hingga aku sendiri tak perlu merasa seperti terombang ambing aneh dengan gumpalan perasaan tak menentu.

Aku hanya tak mau menjadi standar. Itulah yang membuat aku terkadang merasa salah dengan segala yang telah kutempuh dan itulah pula yang membuat aku takut aku kufur atas semua keputusan yang ditimpakan padaku. Aku seperti tak menemukan cara yang amazing untuk membuat diriku merasa cukup. Aku terus melihat orang lain yang jauh lebih hebat dan lebih hebat dan lebih hebat hingga aku merasa i’m nothing. Lelah berpikir seperti ini. Tapi pikiran2 ini tak pernah benar2 kabur dari otakku. Hanya berputar2 teruuuus tanpa ujung..

Yeah, aku standar.

Leave a comment

Create a free website or blog at WordPress.com.